Sunday, June 1, 2014

Wisata Tanjung Benoa di Bali

Wisata Tanjung Benoa di Bali

Parawisata dari Bali yang menawarkan kepada anda keindahan pantai pasir putih. Wisata Tanjung Benoa akan memberikan petualangan yang bagus dan anda bisa mendapatkan atau bermain Water Sport di sini.



Wisata Tanjung Benoa menawarkan banyak macam Water Sport bagi anda yang akan berwisata ke ke lokasi ini. Permainan Water Sport yang bisa anda main kan di sini adalah sebagai berikut :
  • Jetski
  • Parasailing
  • Banana Boat
  • Snorkeling
  • Scuba Diving
  • Turtle Island Tour
  • Dolphin, Fly Fish Watching


Pariwisata Bali Tanjung Benoa

Di Tanjung Benoa ada banyak sekali Penyedia Jasa dari Water Sport sehingga anda tidak akan bersusah payah untuk bisa memainkan Water Sport tersebut. Dan untuk anda yang ingin mengunjungi lokasi wisata Tanjung Benoa dan anda belum mengetahui lokasi pasti wisata ini anda bisa mengandalkan Penyedia Jasa Penyewaan Kendaraan dan Mobil untuk mengantar dan membawa anda menuju lokasi ini. Dan kebanyakan dari penyedia jasa ini sudah memiliki kontrak harga dengan penyedia jasa permainan Water Sport sehingga harga penyewaan permainan tersebut menjadi lebih murah dari pada anda menyewanya sendiri.




Wisata GWK Garuda Wisnu Kencana Bali

Wisata GWK Garuda Wisnu Kencana Bali

Di Lokasi ini anda akan disuguhkan pemandangan matahari terbit dan matahari terbenam. Di sini akan ada banyak acara hiburan yang di sajikan untuk para wisatawan yang berkunjung ke GWK. 



Hiburan tersebut antara lain seperti :

  1. Instrument Gamelan Rindik
  2. Tari Barong Keliling
  3. Balinese Dance
  4. Surga Di Bali
  5. Tarian Bali
  6. Joged Bumbung
  7. Kecak Garuda Wisnu
  8. Tari Kecak
  9. Kecak Subali Sugriwa
  10. Kecak Tektekan
  11. Kecak Hyanglala Nusantara
  12. Kecak Tektekan Balinese Dance
  13. Tari Barong & Baris
  14. Tari Joged Bumbung
  15. Tari Palegongan
  16. Mini Kecak 
  17. Sunda Upasunda
  18. Fire Sexy Dance, Percussion Gamelan
  19. Joged Palegongan
  20. Karikatur; Temporary Tattoo; Nail Painting; Hair Braiding; Batik Painting
  21. GWK Statuary Making Movie
  22. Panca Yadnya Movie

Di Lokasi ini anda akan temui patung Dewa Wisnu yang merupakan Monumen Garuda Wisnu Kencana yang di buat oleh Nyoman Nuarta seorang pengukir terkenal.



Wisata Gua Pintu Kuari Aceh Tamiang

Wisata Gua Pintu Kuari Aceh Tamiang

Lokasi Wisata Gua Pintu Kuari Aceh Tamiang ini terletak di Desa Selamat Kecamatan Tenggulun dengan jarak dari Kabupaten Aceh Tamiang Sekitar 45 km dan dari Kecamatan Tenggulun Sekitar 7 Km.


Gua Pintu Kuari ini merupakan Situs peninggalan purbakala, karena didalamnya terdapat ornamen -ornamen Manusia Purba jaman dahulu kala. 

Saturday, May 31, 2014

Wisata Situs Bukit Kerang Aceh Tamiang

Wisata Situs Bukit Kerang Aceh Tamiang

Situs Bukit Kerang ini merupakan Situs purbakala yang di lokasi tersebut telah di temukan beberapa tengkorak manusia Purbakala. Situs ini terbentuk dari kumpulan kulit kerang yang berjumlah sangat banyak. Dimana penumpukan kulit kerang itu terjadi dari masa jaman purbakala.



Situs Bukit Kerang merupakan obyek wisata yang sangat unik dari Kabupaten Aceh Tamiang, yang mana Situs Bukit Kerang ini ialah kumpulan dari kulit kerang-kerang yang banyak sekali sehingga menyerupai bukit. Namun Situs Bukit Kerang ini terdapat juga di desa yang lain di Kabupaten ini yaitu di Desa Pangkalan, Kecamatan Kejuruan Muda, yang merupakan salah satu situs purbakala, dimana telah ditemukan fosil-fosil manusia purba yang telah hidup ribuan tahun yang lampau. 

Wisata Air Terjun Kembar Aceh Tamiang

Wisata Air Terjun Kembar Aceh Tamiang

Lokasi Wisata Air Terjun Kembar Aceh Tamiang berlokasi di Gampong Tenggulun, Kecamatan Tenggulun Aceh Tamiang. Dari Kota Kualasimpang yang merupakan ibukota Aceh tamiang di tempuh dengan jarak sekitar 60km.



Air Terjun Kembar ini terletak berdampingan langsung dengan dengan sungai besar Aceh Tamiang dan bermuara langsung ke Sungai tersebut. untuk bisa ke Air Terjun Kembar ini sangat sulit untuk di tempuh karena benar-benar masuk ke dalam hutan yang masih liar yang masih masuk wilayah Taman Nasional Gunung Leuser. Yang mana Gunung Leuser merupakan wilayah yang di lindungi oleh Negara dari Penebangan dan membuka lahan tanpa ijin.

Wisata Air Terjun Tujuh Tingkat Aceh Tamiang

Wisata Air Terjun Tujuh Tingkat Aceh Tamiang

Tempat kreasi atau wisata Air Terjun Tujuh Tingkat terletak di Desa Selamat, Kecamatan Tenggulun Kabupaten Aceh Tamiang. Air Terjun ini memiliki tingkat sampai tujuh tingkatan dan di sekelilingnya masih merupakan alam yang masih asri karena terletak di hutan. 


Air terjun tujuh tingkat ini ramai di kunjungi masyarakat dan pemuda - pemudi jika hari libur. Mereka menghabiskan waktunya terkadang dari pagi sampai sore di lokasi ini dengan membawa keluarganya. Lokasi Air terjun tujuh tingkat ini bisa di datangi melalui jalan Pulau Tiga Semadam Aceh Tamiang. Namun ke lokasi terdekat Air terjun tujuh tingkat ini kita hanya bisa memakai kendaraan roda dua saja. Yang kemudian di lanjutkan dengan berjalan kaki sejauh 500m dari lokasi parkir. Jika memakai kendaraan roda empat kita harus memakirnya ke jalan perkebunan yang masih tergolong besar jalanya. Baru kemudian kembali berjalan sekitar 700m lagi baru tiba di Air terjun tujuh tingkat tersebut.

Wednesday, April 9, 2014

Hutan Wisata Wanagama

Pada perjalanan gowes kali ini, kami dari Tim Gowes Wisata sepakat untuk mulai menjelajahi wilayah sekitar Jogja, dan yang menjadi tujuan kami kali ini adalah Hutan Wanagama yang berlokasi di Jl. Jogja-Wonosari km 30, Yogyakarta, persisnya berada di Desa Banaran, Playen, Kabupaten Gunungkidul, Propinsi DIY

Karena sebelumnya saya sudah mengumpulkan informasi dan mengetahui bahwa rute yang akan ditempuh adalah melalui tanjakan pathuk, maka waktu start pun dimulai lebih pagi. Kami semua (6 orang) memulai perjalanan ini dari titik kumpul di depan kantor PLN Gedongkuning, setelah semua anggota tim datang dan lengkap maka mulailah kami berkonvoi 1 baris supaya tidak membuat macet dan mengganggu pengguna jalan lain

Foto keluarga dulu


Dari depan kantor PLN Gedongkuning, kami terus menuju kearah timur melalui jalan Jogja-Wonosari, hmmm...suasana pagi yang masih cenderung sepi membuat udara terasa lebih sejuk, terlebih jika mengingat bahwa minggu-minggu ini di Jogja matahari sedang terik-teriknya bersinar

Tanpa terasa setelah menempuh perjalanan yang datar dan lurus-lurus saja, mulailah kami dihadapkan pada titik awal tanjakan pathuk, huffff...bersiap, atur nafas dan shifting gear, mulaiiiiii...semangatttt

Karena sepeda yang saya gunakan adalah fullsus maka saya pun berinisiatif untuk langsung take over ke posisi terdepan untuk mendapatkan irama kayuhan yang stabil, rekan-rekan yang lain pun memaklumi karena sepeda fullsus digunakan untuk tanjakan? wadaaawww ajibbb beratnya hehe...


karena saya sudah terlalu depan efeknya tentu saja rekan-rekan yang lain pun menjadi ketinggalan, kecepatan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing saja tidak usah bernafsu mengejar yang sudah punya dengkul dewa

Saya akui tanjakan pathuk sebenarnya tidak terlalu menakutkan jika sebelumnya kita sudah menguasai teknik shifting dan pedaling yang benar, terbukti pada tanjakan kali ini pun saya tidak terlalu banyak beristirahat, santai saja nikmati perjalanan dan tidak lupa foto-foto...:)


ayooo semangatttt masbrooo...


Di gapura penanda wilayah Gunungkidul



Akhirnya saya pun sampai duluan di perempatan pos polisi Pathuk, disana pun ternyata banyak pesepeda lain yang rupanya juga menjadikan lokasi ini sebagai tempat berkumpul antar sesama penghobby olahraga bersepeda, foto-foto dulu ahhh...


setelah kurang lebih 45 menit akhirnya rombongan rekan-rekan Gowes Wisata yang lain pun tiba, ternyata sempat ada masalah teknis dengan sepeda salah seorang rekan, yaitu masalah umum yang sering terjadi, kempes ban...

Untunglah saya membawa tas yang isinya seperti kantung ajaib doraemon, segala macam peralatan darurat ada disana termasuk pompa. Ayooo latian otot lengan, pompa terusss mang


Setelah masalah ban kempes teratasi, kami pun mampir dulu membeli BBM (Bahan Bakar Mangan/Minum) sebelum melanjutkan perjalanan yang masih lumayannnnnn (kalau dibilang masih jauh nanti malah meruntuhkan semangat anggota yang lain hehe)

istirahat dulu sambil benerin masalah teknis sepeda salah seorang rekan yang lain lagi


Dengan rute yang naik-turun, naik lagi, turun lagi, belok-belok, maka kita juga harus mewaspadai arus kendaraan yang lain pula, khususnya bus dan motor (yang sering belok tanpa isyarat lampu sein),ikuti jalan saja sampai nanti melewati rest area Tahura, masih terus sampai tiba di perempatan lamu merah Pasar Gading kemudian belok kanan +/- 2 km, nanti ada papan petunjuk menuju Wanagama

lagi-lagi kasus ban bermasalah


Akhirnya sampai juga


Hutan Wisata Wanagama (Wana = alas atau hutan, sedangkan Gama merupakan akronim dari Gadjah Mada), pada awalnya hanya mempunyai luas lahan 10 Ha saja, namun seiring waktu maka lokasi ini terus mengalami perkembangan sampai akhirnya menjadi 600 Ha. Dibangun sejak tahun 1964 oleh salah seorang akademisi Fak. Kehutanan Universitas Gadjah Mada yaitu Prof. Dr. Hj Oemi Hani'in Soeseno dengan menggunakan uang pribadinya

istirahat dan foto-foto (lagi) hehe...



Didorong oleh keinginan untuk menjadikan wilayah tandus Gunungkidul menjadi wilayah yang hijau, maka dimulailah proses reboisasi besar-besaran ini hingga akhirnya menjadikan Prof Oemi Hani'in menerima anugerah Kalpataru dari Pemerintah

sejuknya bersepeda di tempat ini


Lokasi ini pun pada akhirnya menjadi tempat bergantung hidup bagi masyarakat sekitar, mereka diperbolehkan menanam rumput yang digunakan sebagai makanan ternak sapi mereka, dan sebagai gantinya maka pihak Wanagama memperoleh pupuk kandang dari hasil kotoran sapi para peternak sapi warga sekita. Disini pun juga terdapat peternakan lebah penghasil madu, para turis yang ingin membeli madu atau melihat cara pengambilan madu pun bisa bertanya dan belajar dari para peternak lebah madu tersebut

Di lokasi Hutan Wanagama sendiri juga terdapat beberapa fasilitas penunjang lain seperti tempat outbond, camping ground, dan juga terdapat sendang ayu, sendang tahunan, serta air terjun tuban

Bagi penggemar treking atau bersepeda, lokasi ini juga cocok digunakan untuk melatih skill bersepeda cross country karena terdapat beberapa rute yang menurut saya mengasyikkan untuk gowes (apalagi dengan sepeda fullsus, untunglah akhirnya saya tidak salah pilih sepeda kali ini hehe)

Jembatan yang putus, awas jangan keasikan ngebut kecuali kalau mau seperti adegan di video sepeda redbull rampage




Pemandangan dari atas jembatan (kalau lagi beruntung kita bisa melihat elang jawa yang terbang bebas disekitar lokasi)



Lagi-lagi kasus ban bocor terjadi lagi



Sambil menunggu yang lagi tambal ban, foto-foto duluuuu...:)



Korban keganasan panasnya matahari dan rute tanjakan, terkapar pasrah dan tak berdaya


Kondisi track yang menurut saya cukup menggoda hehe...







Akhirnya nemu spot yang mantabs buat istirahat, maen aiiirrrr...



sambil nunggu agak sorean, santai-santai dulu sambil main air



Saatnya perjalanan pulang ditambah lagi kondisi perut yang sudah demo minta diisi makanan


isi BBM dulu sebelum pulang


akhirnya sampai rumah pas maghrib dan hujan (kalau ditotal perjalanan kali ini memakan waktu 12 jam hehe)saatnya beristirahat sambil merencanakan agenda gowes berikutnya

sedikit hasil foto-foto narsis si adre putih saya...:)





Tips untuk yang mau mencoba gowes ke Wanagama :
- persiapkan fisik, tidur secukupnya malam sebelumnya (ga usah ikutan ngeronda)
- bawa makanan snack dan air minum yang banyak (kalau kuat bawa galon aqua dipersilahkan)
- mandi pagi sebelum berangkat (jangan biarkan rekan anda tersiksa dengan aroma ajaib dari tubuh anda)
- bawa toolkit, ban dalam cadangan, pompa (kalau bingung cara pakainya silahkan cek youtube atau tanya mbah google)
- bawa sepeda (kan mau gowes, kalau bawa gajah ntar disangka mau ikut sirkus)


So what are you waiting for? go get your bike and create your own adventure

Monday, March 24, 2014

Kedung Pengilon

Pada weekend kali ini agenda gowes yang direncanakan bersama rekan-rekan Gowes Wisata lainnya adalah menuju ke air terjun Kedung Pengilon yang berlokasi di Dusun Petung, tepatnya berada di sebelah barat daya dari Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Propinsi DIY

Berkaca pada pengalaman sebelumnya dimana sepeda yang saya gunakan ternyata tidak sesuai dengan kondisi medan dan rute yang ditempuh, yang alhasil menjadikan selama perjalanan menjadi tidak nyaman dan cenderung menyiksa, maka sehari sebelumnya saya mencoba googling terlebih dahulu untuk mengetahui seperti apakah kondisi medan yang akan dilalui. Setelah saya mempunyai sedikit gambaran tentang kondisi medannya maka saya pun memutuskan untuk menggunakan sepeda MTB saja untuk mengantisipasi kondisi jalan yang sepertinya kali ini tidak akan selalu mulus hehe...:)

Foto keluarga dulu sebelum berangkat, ayo semua pose narsis...:)


Kami semua start sekitar pukul 05.30 WIB dari titik kumpul yang sudah ditentukan sebelumnya, yaitu di Pojok Beteng Kidul, dengan jumlah peserta gowes kali ini sebanyak 6 orang. Dari perempatan Pojok Beteng kami kemudian menuju kearah selatan sampai bertemu lampu merah pertama kemudian belok kekanan melalui jalan alternatif yang tidak terlalu banyak kendaraan sampai mbertemu pertigaan, kemudian belok kiri terus saja, lalu ke kanan ikuti jalan sampai pada akhirnya melewati perempatan ringroad terus keselatan menuju arah ke pemakaman gunung sempu - desa wisata krebet, terus saja menuju ke arah Desa Bangunjiwo


pada awalnya kondisi rute cukup menyenangkan (suasana tenang, udara pagi hari, sejuk, dan tidak bising)dan melalui jalan aspal yang cukup ramah untuk semua jenis sepeda (hanya saja kita akan menemui banyak tanjakan hehe...), tapi tenang saja kalau kita menggunakan teknik shifting yang benar maka semua tanjakan-tanjakan tersebut tidak akan menjadi masalah berarti, terlebih suasana rute tersebut juga relatif lebih sepi dan masih banyak pepohonan sehingga udara menjadi segar minim polusi

Namun jangan berharap kondisi jalanan selalu mulus (segala sesuatu pasti ada akhirnya), karena setelah melalui perempatan tugu menuju Desa Petung maka kondisi jalan berubah menjadi makadam dan sedikit cor (untunglah pemilihan sepeda saya sudah tepat, ya sepeda MTB Full Suspension menjadi terasa sangat berguna kali ini hehe...)

Kondisi medan yang langsung berubah setelah sebelumnya terlena oleh aspal halus


Dan masih harus menanjak pula, alhasil banyak yang ber-TTB


Setelah mengikuti jalan makadam tersebut sesuai petunjuk warga yang kami tanya, maka kita akan menemui lapangan yang luas, sebenarnya disini ada jalan potong namun agak rusak, tetapi karena kata warga jalan tersebut lebih cepat menuju ke Kedung Pengilon maka kami pun sepakat melalui jalan potong itu saja (bagi yang penganut 4T alias tanjakan tuntun, turunan takut, maka tidak usah malu karena TTB tidak haram kok daripada kalian jatuh terpeleset dan malah membuat repot rekan yang lain, lebih baik cari yang aman-aman saja)

Istirahat sebentar di lapangan


Jalan potong yang dimaksud (sebenarnya didepan juga ternyata ada jalan lain yang lebih ramah medannya)


Untuk menghindari resiko tersesat maka lebih baik kita rajin-rajin bertanya kepada warga sekitar dimana lokasi Kedung Pengilon, mereka pun tidak sungkan dan dengan ramahnya memberi tahu patokan-patokan jalannya

cari warga sekitar untuk bertanya patokan rute berikutnya



lanjut lagi melalui jalur yang yah begitulah seperti tampak di gambar hehe...:)



Masjid Dusun Petung, akhirnya tujuan sudah dekat



Setelah kita menemui Masjid Dusun Petung itu berarti lokasi Kedung Pengilon sudah tidak jauh lagi, tetapi untuk benar-benar sampai ke air terjun tersebut maka sepeda mesti kita titipkan ke rumah-rumah warga sekitar karena akses menuju air terjun tersebut melalui jalan setapak yang penuh lumut dan licin, tenang saja tidak ada tarif retribusi kok bagi para pesepeda (entahlah jika menggunakan kendaraan bermotor), dan akhirnya sampailah kami semua di Air terjun Kedung Pengilon yang telah diresmikan menjadi tempat wisata pada tanggal 9 Juni 2013 (namun sepertinya kurang promosi)...

Sepeda bisa dititipkan di rumah warga, tenang saja aman kok


Akhirnya, Air Terjun Kedung Pengilon




Warga sekitar menamakan air terjun ini Kedung Pengilon karena berasal dari kata Kedung, yaitu kolam besar yang berada di aliran sungai, dan Pengilon sendiri yang dalam bahasa Jawa berarti tempat untuk bercermin. Sehingga makna harafiahnya mungkin karena air terjun ini masih sangat alami dan bersih maka kita seakan dapat berkaca pada air tersebut




Lokasi air terjun ini memang masih sangat alami, sehingga akses menuju kesana pun masih agak susah jika kita menggunakan kendaraan bermotor roda 4 atau bus (lebih baik gunakan sepeda saja karena jaraknya pun tidak terlalu jauh dari pusat kota, selain itu dengan menggunakan sepeda maka secara tidak langsung kita pun turut berpartisipasi menjaga suasana alami tempat ini), dan justru karena kealamiannya itulah yang pada akhirnya menjadi daya tarik tersendiri bagi penggemar wisata blusukan seperti kami ini ...:)

Begitu melihat keindahannya langsung saja semua berebut memotret




Air terjun ini mempunyai dua buah sendang di sisi kanan dan kirinya yang diberi nama Sendang Koco Banyu Roso (berada disisi kanan) dan Sendang Panguripan (berada di sisi kiri), sayangnya hanya Sendang Koco Banyu Roso saja yang terlihat masih terjaga, sedangkan Sendang Panguripan sendiri kondisi airnya terlihat tertutup oleh tanah pada saat kami kesana

Sendang Koco Banyu Roso


Masyarakat sekitar percaya bahwa air di Sendang Koco Banyu Roso mempunyai khasiat yang dapat menyembuhkan bagi orang yang menderita penyakit, sehingga di dekat sendang tersebut juga disediakan semacam gayung bagi para pengunjung yang ingin membasuh mukanya, namun syaratnya kita harus berziarah terlebih dahulu ke makam Mintono yang letaknya berada di bagian atas dari Kedung Pengilon ini


Dengan ketinggian air terjun +/- 10 meter dan dengan diameter Kedung (kolam) +/- 15 meter, maka Kedung Pengilon seakan menggoda pengunjung untuk berenang atau bermain air di kolamnya, namun jangan salah sangka, dengan keindahannya tersebut kita tetap harus berhati-hati karena Kedung Pengilon sendiri mempunyai kedalaman sekitar 8 meter, ya cukup dalam memang, oleh sebab itu tidak mengherankan disekitar lokasi terdapat banyak papan larangan berenang bagi mereka (pengunjung) yang tidak mahir berenang, bahkan menurut warga sekitar sudah ada beberapa orang pengunjung yang tewas tenggelam disini, tidak mengherankan jika kemudian masyarakat sekitar menganggap tempat ini sebagai tempat yang "wingit" atau penuh hal-hal mistik, namun harus diakui juga bahwa mungkin tempat ini masih dapat tetap terjaga kealamiannya hingga saat ini justru karena adanya faktor-faktor mistik yang terus dipegang dan dipercaya oleh masyarakat


Aliran air yang masih jernih menandakan masih terjaganya keasrian tempat ini


Rute alternatif lain jika kita ingin berkunjung ke Kedung Pengilon :

Dari Balai desa Bangunjiwo terus saja ke barat (dari perempatan kira-kira 2 km) hingga bertemu tugu gentong, kemudian ke kiri atau selatan kira-kira 1 km sampai bertemu tugu dusun petung

atau bisa juga melalui pabrik gula Madukismo kearah barat melewati Padepokan Bagong Kussudiardja, lalu melewati Desa Tamantirto hingga bertemu perempatan Desa Bangunjiwo, ambil arah ke barat atau kanan kira-kira 2 km hingga bertemu tugu gentong kemudian ke kiri kira-kira 1 km sampai pada akhirnya melihat tugu Dusun Petung

Jadi tunggu apalagi mulailah bersepeda dan ciptakan petualangan barumu bersama teman-teman